Jumat, 08 Maret 2019

CERITA TENTANG KEINDAHAN MASA KECIL

Assalamualaikum, Warrokhmatullohi Wabaraokatuh
Semoga segala kebaikan selalu bersama pembaca, beserta oentang indahnya orang-orang yang anda cintai. 
Sesuai judul diatas bahwa kali ini saya bercerita tentang indahnya masa kecil saya , 

Kampungku
 
Saya lahir tahun 1976, Saat itu tinggal bersama Bapak, Simbok (ibu), serta 5 saudara dan saya anak bungs, Dari lahir saya tinggal di dusun karanganyar desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kampung Karangnyar saat itu belum ada listrik, jauh dari jalan raya, serta belum banyak penduduk seperti saat ini. Rumah saya saat itu cukup besar meskipun masih berdinding bambu,  lantai juga masih lansung tanah, atau belum menggunakan ubin. Cerita ini saya ingat yan diusia saya yang saat itu sekitar 5 tahun atau tahun 1981. Waktu itu hampir semua penerangan masih menggunakan lampu senthir atau sejenis obor kecil dengan bahan bakar minyak tanah. Penerangan rumah tangga  saat itu umumnya masih memakai dian senthir, lampu teplok, serta lampu petromak. Lampu petromak ini biasanya hanya di gunakan untuk acara khusus misalnya sewaktu ada perkumpulan warga, pengajian, atau hajadan saja, karena tidak setiap keluarga mampu memilikinya. 

Alat transportasi yang umum masih menggunakan gerobak sapi untuk angkutan barang, sedangakan kalau transportasi keluarga rata-rata sepeda onthel. Pada saat itu memang sudah ada yang memiliki motor, tetapi hanya sebagian kecil saja, dari sekitar 20 rumah di kampungku seingat saya baru ada 3 rumah yang punya motor, kalau mobil sama sekali belum ada yang memiliki mobil. Sedangkan untuk alat komunikasi utama antar warga menggunakan pengeras suara disebut juga Horn merk toa dengan sumberdaya arusnya daru accu, Horn ini hanya dipasang di salah satu rumah warga,dan rumah warga yang dititipi horn  ini biasanya keluarga yang terpandang dan rumahnya biasa digunakan untuk aktifitas warga. Aktifitas warga pada waktu itu diantaranya berbagai pertemuan warga, kalau dikampungku saat itu di rumah bapak Cipto Diharjo, Rumah pak Cipto ini juga digunakan sebagai aktifitas anak-anak sepert  belajar ngaji, sebelum warga mampu membangun Langgar (mushola). 

Alat Komunikasi warga selain Horn ada juga Radio, radio rata-rata menggunakan arus listrik baterai, alat komunikasi yang lain adalah televisi, yang juga menggunakan arus Accu. Saat itu televisi rata-rata masih 12 atau 14 inch hitam putih, itupun baru 2 rumah yang memiliki televisi. 

Indahnya Masa Kecil

Tadi sudah cerita keadaan kampungku saat itu ya, dan tiba saatnya saya cerita indahnya masa kecil waktu itu. Jadi  anak-anak saat itu sangat berbeda banget dengan  anak sekarang, Kalau dulu aktifitas antara anak yang sattu dengan anak yang lain itu hampir sama. Kesamaannya diantaranya pagi jam 6 berangkat sekolah sampai jam 12 siang, pulang makan trus pergi mencari rumput, lucunya sih baju yang saya pakai sekolah juga dipakai mencari rumput, saat itu seperti itu sangat umum kecuali orang-orang yang cukup mampu saja yang membedakan antara pakaian sekolah dan pakaian untuk aktifitas lain. Rata-rata pulang mencari rumput itu jam 2 siang, setelah itu habis Ashar baru boleh bermain, dan untuk hari-hari biasa anak-anak berkumpul ada yang main dakon, ada yang main klusut atau nekeran, klusut dan nekeran ini permainan rata-rata laki-laki meskipun banyak juga perempuan yang ikut. permainan yang sering trend ya hanya nekeran (kelereng), klusut (main karet gelang), main adu gambar, dakon, petak umpet, cek-cekan serta baksodor. Setiap menjelang maghrib anak-anak bubar dan pulang mesti dengan wajah yang belepotan. Kadang-kadang kami mandi sekalian sebelum pulang disumur tetangga. Trus apa asyiknya ? asyiknya kalau dulu itu bermain mesti dengan banyak teman, selain itu kalau haus tinggal lari aja ke sumur terdekat dan minum sepuasnya jadi gak perlu beli seperti sekarang, demikian juga kalau mainnya dekat sungai ya tinggal nyelupin muka ke air sambil minum. 

Tadi sudah sampai pulang hampir Maghrib ya, sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar